Sabtu, 24 April 2010

Kompor bio etanol

Alkohol sebagai minuman diketahui awal adanya dengan ditemukannya etanol oleh bangsa Mesir Kuno dengan peninggalannya di kuburan Piramid raja Firaun, dan pengembangan kompor bio etanol dimulai oleh bangsa Romawi untuk penerangan rumah bangsawan, lihatlah difilm-film obornya langsung menyala itu karena sudah menggunakan bio etanol. Sekarang sebagai bahan bakar terutama dipergunakan untuk keperluan darurat dan keperluan praktis, seperti dipergunakan mensterilkan peralatan kedokteran, pada pemanas makanan di panci / nampan catering, atau dipergunakan pada saat camping / kemah, juga di medan perang, karena memang penggunaan sangat praktis tidak membutuhkan sumbu.
imagebam.com imagebam.com imagebam.com
Tidak berbau, praktis, mudah dibawa-bawa dipindahkan, namun mempunyai kelemahan, lidah apinya tidak bisa memancar seperti kompor gas, sehingga apabila dibutuhkan intensitas panas yang tinggi, kompor tersebut diatas tidak mampu, misalnya untuk memasak mi instan telor, telornya tidak matang betul (masih setengah matang), menggoreng krupuk, krupuknya bantat belum bisa renyah garing.

Maka dikembangkannya kompor bio etanol generasi ke 2 dengan teknik etanol di uapkan dan dimasukkan kedalam suatu ruangan kecil, maka perubahan zat cair menjadi gas (uap) tadi menimbulkan tekanan, dan memancarlah uap tadi keluar tentu melalui lubang-lubang yang sudah dibuat, kemudian setelah bersentuhan dengan oksigen dan api maka terbakarlah. (Lihat gambar di bawah ini).
imagebam.com imagebam.com imagebam.com
Jadilah sudah kompor bio etanol kita ini, yang dengan trial & error model pertama sudah siap digunakan secara luas. Namun, belum mass product atau produksi massal.

4 komentar:

  1. Perkenalkan, saya Eko Suryo dari Swa Jaya BioetanolMadiun, sudah pernah beberapa kali mengunjungi kantor Repindo di Jl. Nitikan dan bertemu Pak Imam dll.

    Saya juga sudah punya kompor produksi Repindo, namun masih relatif susah pengoperasianya, bahkan yang kompor pertama saya kembalikan ke Jogja dan sudah mendapat "gantinya" namun nampaknya belum signifikan perbaikannya.

    Melihat foto-foto disini, nampaknya burner-nya berbeda dengan yang saya beli dulu. Apakah ini memang model terbaru atau model berbeda?

    Harga kompor memang relatif mahal (diatas 100 ribu) bagi masyarakat pedesaan, sehingga sulit memasarkan kompor prosuksi Repindo. Saya sedang menunggu hasil kreasi dari APBI Jatim dengan sistim yang serupa (pemanasan dan tabung infus) namun harga jauh dibawah 100ribu. Sudah saya uji coba (seperti jenis2 kompor bioetanol lain merk / typeyang saya punya) dan cukup efisien, relatif sebanding dengan hasil uji coba kompor Repindo.

    Salam sukses dan semoga bisa diproduksi secara massal agar harga lebih terjangkau, dan bagi kami produsen bioetanol bisa memasarkanya kepada masyarakat pedesaan.

    Salam,
    Eko Suryo - Swa Jaya Bioetanol Madiun.

    BalasHapus
  2. Betul mas Eko, banyak keluhan dari kompor yang mas Eko sebutkan tadi. Namun untuk yang di halaman ini, sama sekali lain, memang ada keluhan, tapi sementara semua input yang saya terima menyatakan puas, walau harga masih mahal.

    <emang APBI pernah meninjau kompor kami, sharing dengan kami, dan semoga saja dapat dikembangkan kompor yang lebih maju, lebih bagus dan lebih murah. Kompor untuk rakyat.

    Salam sukses.

    BalasHapus
  3. saya berharap, ini adalah jalan untuk indonesia maju. saya tetap mendukung walaupun saat ini masih ada kendala.

    BalasHapus
  4. saya seorang mahasiswa di Jogja, terus terang saya sangat tertarik dengan hal ini. Saya dan keluarga di Semarang ingin berwirausaha di bidang ini.
    Alasannya adalah etanol merupakan salah satu energi terbarukan yang tidak cepat habis di alam dibandingkan dengan kerosin ataupun gas. Selain itu bahan baku dan prosesnya mudah. Kita pun dapat membantu para petani dan menciptakan lapangan kerja di bidang ini.
    Saya ingin melakukan penelitian bagaimana mengembangkan sebuah kompor etanol yang benar2 dapat memuaskan pelanggan dan berdaya saing dengan kompor kerosin dan gas.
    saya ingin sharing lebih dalam dengan bapak, bolehkah saya tau alamat dan nomor telepon bapak? siapa tahu kita dapat perluas usaha kita ini pak. Kami sedang melakukan uji coba pemasaran kompor di Semarang.

    BalasHapus